Jumat, 12 Juli 2019

Kalah berkelas sama Thailand dan India

Baojun 530 adalah City SUV 5 seater yang diproduksi oleh Baojun . Diposisikan di atas crossover subkompak 510 dalam jajaran Baojun. Harga 530 berkisar dari 78.800 yuan hingga 119.800 yuan.

Baojun 530

Sejarah
SAIC-GM-Wuling Automobile  dan disingkat menjadi SGMW) adalah sebuah perusahaan patungan antar SAIC Motor, General Motors, dan Liuzhou Wuling Motors Co Ltd. Berpusat di Liuzhou, Daerah Otonomi Guangxi Zhuang, di Tiongkok Barat Daya yang memproduksi kendaraan commercial car dan passenger car yang dijual di Tiongkok masing-masing dengan merek Wuling dan Baojun.

SUV 530 juga dipasarkan di  negara Asia lain seperti Thailand, Indonesia, dan India. Untuk market Indonesia dijual dengan merek Wuling dengan nama Almaz. Nama "Almaz", yang merupakan modifikasi dari kata Almas , yang aartinya "berlian" dalam bahasa Arab. Market India lebih memilih menjual 530 dibawah merk MG dengan nama MG Hector. Paling bergengsi di Thailand, dijual dengan merk Chevrolet  pada November 2018 untuk menggantikan generasi Captiva generasi pertama yang sudah discontinue.

Wuling Almaz

Dari segi desain body, Baojun 530 yang di Indonesia berlabel Wuling ini memang cukup atrakrif, futuristik, dan sekaligus gagah. Saya tidak ada complain dengan desain bodynya, semua sempurna sesuai eranya. Bahkan di sisi belakang tampak sebuah lekukan yang eksotis, terlihat mantab dan berkelas. Awalnya saya berfikir bahwa Almaz adalah kompetitor dari City SUV yang sudah ada di Indonesia seperti CRV, X-Trail, Captiva, Grand Vitara. Tetapi setalah membandingkan kapasita mesin dan harga ternyata Almaz ini turun kelas di Mini SUV mejadi kompetitor Honda BRV, Chevrolet Trax dan Toyota Rush. Jika bermain di kelas Mini SUV, sudah pasti fitur Almaz yang melimpah terlihat menonjol di kelasnya dan hal inilah yang menjadikanya lebih bernilai dibanding kompetitornya. Almaz sudah dilengkapi dengan voice command interaktif yang memungkinkan pengguna menyalakan, mematikan, atau mengoperasikan berbagai fitur kendaraan, seperti AC, Window, dan Panoramic sunroof. Fitur ini juga bisa untuk mengakses ragam hiburan seperti musik atau radio, dan bisa untuk melakukan panggilan telepon, menjalankan aplikasi wuling Link ataupun TPMS, memperbesar atau mengecilkan volume, serta menanyakan tanggal dan waktu terkini. Tetapi bisa jadi turun kelasnya Almaz adalah strategi besar dari Wuling untuk memenangkan market Mini SUV di Indonesia. Meskipun aslinya adalah City SUV 5 seater, namun khusus market Indonesia mulai 11 July 2019 Almaz dipasarkan dalam bentuk Mini SUV 7 seater untuk mengempur dominasi Rush. Seperti kita tahu. market Indonesia masih mengutamakan kapasitas angkut dibanding fitur dan kemewahan.

Komparasi Harga
  1. Honda CRV Prestige Turbo 7 Kursi, 1498 cc, 190 Ps, OTR Jkt Rp 508,00 Juta
  2. Wuling Almaz 1.5LT Lux CVT AT, 5 Kursi, 1451 cc, 139 HP, OTR Jaksel Rp 324,80 Juta 
  3. Toyota Rush TRD Sportivo AT 7 Kursi, 1496 cc, 103 HP, OTR Jaksel Rp 265,65 Juta
  4. Honda BRV Prestige CVT 7 Kursi, 1497 cc, 120 Ps, OTR Jkt Rp 269,50 Juta
  5. Daihatsu Terios X MT, 1496 cc, 104 PS, OTR Jkt Rp 195,20 Juta

Dilihat dari urutan harga di atas, dari yang termahal sampai termurah memang harga Almaz terlihat jauh dibawah CRV turbo. Tetapi juga lebih mahal dari kompetitor lainya yag bermain di kelas harga 200 juta-an namun tidak sampai menyentuh harga 300 juta.


Chevrolet Captiva

Jadi bagaimana nasib Captiva Indonesia? Setelah pabrik General Motors (GM) Indonesia di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat tutup dan kini platform bodynya digunakan oleh mobil cina, apakah ini artinya sudah tidak akan ada lagi Captiva Indonesia? Apakah Wuling dan Chevrolet akan berbagi platform seperti Chevrolet dan Isuzu saat mengembangkan Trail Blazer dan MUX? Lalu bagaimana brand image Captiva generasi pertama di Indonesia setelah masyarakat mengetahui ternyata segmen ini dilanjutkan oleh brand cina? Pada saat pabriknya tutup saja sudah sangat mempengaruhi penjualan Chevrolet di Indonesia. Ditambah dengan sekarang diketahui Chevrolet berbagi plarform dengan brand cina, bagaimana resale value Captiva bekas?

Hector

Hebatnya, di India Boujun ini djual dalam merk MG. Meskipun sesama asia, Indonesia yang paling bertaruh besar memasukkan merk cina untuk kelas mobil yang sudah diakui. India bisa berbangga dengan MG sedangkan Thailand begitu bergengsi dengan merk Chevrolet. MG Cars merupakan sebuah perusahaan mobil Inggris yang didirikan pada tahun 1924 oleh William Morris dan Cecil Kimber. Perusahaan ini merupakan bagian dari Nanjing Automobile (Group) Corporation. Pusat industrinya berada di Longbridge Inggris. Tidak main main, MG Hector di India disetarakan dengan merk legendaris Jeep. Type yang sekelas dengan Hector adalah Jeep Compass.
Dalam benak saya menyimpan pertanyaan besar, mengapa Indonesia begitu berani memasarkan merk cina untuk kelas medium SUV? Ada apa dengan Indonesia yang semakin kesini semakin ke-cina cina-an? Meskipun Almaz dibekali dengan body yang atraktif dan fitur yang melimpah, tidakkah kita tahu bahwa brand cina di Indoensia masih belum bisa disetarakan dengan brand Jepang, apalagi brand Amerika dan Eropa. Beberpa survey saya ke komunitas otomotof dan teman, mereka rata rata memberikan pujian atas desain body dan fitur dari Almas. Namun ketika saya tanya berminat beli merk wuling? Mereka kompak menjawab "Saya belum pede dengan brand itu".

Rabu, 10 Juli 2019

Fakta: Body Modern kalah laris sama body Jadul

Sesuai fatka yang ada, terdapat 6 Low MPV di Indonesia sayang saling bertarung memperebutkan penjualan terbanyak. Namun berdasarkan data, ternyata tidak seperti itu. Sesuai dengan data yang dirilist oleh media otomotif nasional yang berperan dalam pertarungan sengit ini ternyata hanya 2 Low MPV yaitu Xpander dan Avanza. Sisanya hanya jadi penonton dari segi pancapaian angka penjualan per Februari 2019.

Mengapa demikian?
Saya akan bahas dalam uraian di bawah


Body modern sesuai dengan jamannya

Berdasarkan data Xpander berhasil membukukan angka penjualan retail 5.960 unit dan wholesales 5.532 unit. Sedangkan Avanza menempati urutan kedua dengan penjualan retail sebesar 5.004 unit dan penjualan wholesales sebanyak 5.700 unit.

Body tahun 2004 tetapi bisa menempati urutan 2 penjualan terbesar, hebat! Sepertinya tipikal konsumen Indonesia tidak hanya mementingkan "body" dalam "menikmati" sebuah mobil.

Saya melihat ada sebuah kondisi anomali dalam pasar Low MPV di Indonesia. Karena sebuah desain body 15 tahun lalu bisa bersaing ketat dengan desain body mobil masa kini. Bahkan mengalahkan Ertiga, Mobilio, dan Livina dengan body terbaru yang lebih modern dan sesuai dengan jamanya.

Avanza terlihat unggul pada penjualan wholesales sebanyak 168 unit dibanding Xpander. Saya memaklumi hal ini karena perusahaan perusahaan besar rata rata menggunakan armada operasional perusahaan dari merk Toyota. Bukan hanya itu, perusahaan rent car nasional juga banyak "mempekerjakan" Innova dan Avanza sebagai unit andalan. Pelilihan Avanza untuk operasional perusahaan dan unit rent car tentu sangat beralasan. Kena hanya Avanza (Dan Xenia) yang menggunakan pengerak roda belakang (RWD). Kita tentu faham bahwa mobil RWD mahal di baiaya produksi tapi murah biaya perawatannya. Begitu sebaliknya, mobil FWD murah biaya produksi tetapi relatif lebih mahal biaya penggantian partnya.

Dari sisi kekautan, sistem RWD mempunyai konstruksi yang lebih kokoh sehingga lebih tahan digunakan di jalan jelek. Pada mobil dengan sistem penggerak FWD konstruksi pada sistem penggerak relatif lebih kecil dan rumit. Rumit karena roda depan selain punya tugas utama berbelok ke kanan kiri juga harus mempunyai tugas tambahan menggerakkan mobil. Sebenarnya ada 1 lagi Low MPV berpenggerak RWD, namun kurang diminati karena berasal dari pabrikan cina.

Dari uraian di atas, tentunya sangat beralsan Avanza masih bisa menempati urutan kedua, dibalik semua ketertinggalannya dari sisi desain body, fitur, dan kenyamanan dibanding dengan 3 kompetitor di bawah ini.

Ertiga, dengan desain body modern dan  head lamp yang cantik

Livina, berbagi platform dengan Xpander. Namun kombinasi grill, head lamp, dan bumper depan tidak se atraktif Xpander.

Deasin Mobilio kental kesan sporty, dengan head lamp bergaya muscle

Tapi untuk penggunaan pribadi, tentu saya lebih mengutamakan kenyamanan dan desain body dari pada sekedar kekuatan belaka yang tidak didukung dengan body yang modern dan kenyamanan suspensi. Berasarkan pengujian dari beberapa pengamat otomotif, suspensi Xpander dan Livina memang nomor satu di kelas ini. Disusul setelahnya Ertiga, dan Mobilio. Justru Avanza mendapat urutan paling akhir dari segi kenyamanan suspensi.

Selasa, 09 Juli 2019

Sebuah Ide yang belum terealisasi II

Saya pernah menulis Judul yang sama pada tahun November 2005 tetapi untuk mobil yang berbeda. Sebuah Ide yang belum sempat terrealisasikan (2015), klil di sini. Saya adalah pengemar mobil bermesin diesel dari sejak tahun 2002, sudah 17 tahun saya jatuh cinta pada mesin tampa pengapian ini. Mobil diesel yang pernah saya pakai mulai dari tahun 2002 sampai saat ini adalah:
  1. Taft 82
  2. Panther Hi Grade 95
  3. Taft 83
  4. Pantger Grand Royale 1997
  5. Taft GT 4x4 90
  6. Kijang LSX Diesel 2000
  7. Innova D4D 2.5 V 2008
Saya sebagai pemakai Innova Diesel saat ini merasa bahwa Innova kurang bisa disiksa untuk pemakaian harian dengan rute panjang dan jalan yang parah. Innova memang nyaman, tapi terlalu sayang untuk dipaksa melewati jalan jalan jelek. Mesinya memang tangguh tapi tidak bisa dipaksa meminum solar murah dalam jangka panjang. Kalopun bisa, biaya perawatanya pasti lebih mahal. Intinya saya masih sayang sama Innova untuk pemakaian harian dengan rutinitas saya yang mengharuskan trip ke medan yang unpredictible. Mungkin Panther Touring bisa jadi solusinya.

Konsep sederhananya adalah:
  1. Mengutamakan fitur dan kenyamanan = Innova Diesel
  2. Mengutamakan mesin irit dan badak = Pather Touring
Panther Touring 2002 Standart

Saat ini saya mulai tertarik dengan Panther (lagi). Meskipun saya sempat berfikir untuk ganti Pajero atau fortuner, tapi tidak untuk saat ini. Kedepanya mungkin iya, tapi kebutuhan sekarang adalah sebuah mobil yang bisa dipakai harian, perawatan murah, tinggi (SUV), Kapasitas mesin besar tapi irit, dan badak. Tiga kata kunci Murah- Irit-Badak selalu terlintas dalam benak saya. Karena harga baru sebuah Panther Grand Touring masih diatas 300jt, dan Panther Touring 2nd untuk tahun 2013-2015 harganya masih 120-140jt-an. Jika dengan harga segitu, saya sebagai pengguna mobil yang realistis pasti lebih memilih beli Pajero Exceed dengan harga sekitar 230jt. Panther yang saya incar adalah Panther lama tahun 2002 type Touring. Mobil ini harga pasarnya saat ini sekitar 110jt, terdapat varian sekitar 15% tergantung kondisi unit. Dari sisi tampilan body, menurut saya sudah tidak perlu modifikasi yang gmana gimana. Body Panther Touring menurut saya sudah gagah dari lahir, sesuailah sama harganya. Saya cenderung lebih suka Touring dengan ciri khas ban cadangan di pintu bagasi dari pada Grand Touring yang lebih baru.
Saya berminat sama yang warna grey two tone ini, personalisasi minor yang akan saya lakukan adalah:
  1. Menganti velg OEM Touring dengan OEM Pajero Exceed 2009 atau Foruner 2012. atau
  2. Memakai velg OEM Touring tetapi mengganti ban dengan Type AT/MT
  3. Memasang spion fender OEM Fortuner
(1) Velg OEM Fortuner black repaint pada Touring 2002, ban diganti dengan ukuran 205/55/17 agar tidak mentok di fender.

(1) Velg OEM Fortuner original paint pada Grand Touring, terlihat gagah (Tapi harus mengganti spring shackle).

(2) Tetap menggunakan velg OEM Grand Touring tetapi mengganti ban dengan Dueler AT

(2) Contoh Touring yang menggunakan ban Savero MT

(3) Memasang spion fender OEM Fortuner, menambah nuansa gagah si Touring

Velg standar Touring 2002 dengan spesifikasi sebagai berikut:
  1. Type : Palang lima
  2. Ukuran Ring : 15 inch
  3. Lebar Depan : 6 inch
  4. Lebar Belakang : 6 inch
  5. Lubang PCD : 6 x 139.7 mm
  6. Offset/ET : 20 mm
  7. Warna Velg : Silver
Kemudian pada Grand Touring diganti dengan spek sebagai berikut:
  1. Type : Palang 6 lubang tengah
  2. Ukuran Ring : 15 inch
  3. Lebar Depan : 6.5 inch
  4. Lebar Belakang : 6.5 inch
  5. Lubang PCD : 6 x 139.7 mm
  6. Offset/ET : 20 mm
  7. Warna Velg : Silver
Karena memiliki ukuran PCD yang sama dengan Fortuner dan Pajero, penggantian velg OEM sudah PNP tidak perlu dilakukan ubahan pada baut roda. Velg bekas OEM Pajero atau Fortuner harganya 3,5jt sudah sama ban. Karena ban bawaan ukuran 265/65/17 terlalu besar harus mengganti ban dengan yang lebih rendah, misalnya ukuran 205/55/17 harga sekitar 5-6jt untuk 4 ban. Ada yang menjaul ban Dueler AT sudah sama velg OEM Grand Touring dengan harga 3,7jt. Estimasi budget yang harus disiapkan untuk exterior adalah 4,5jt. Spion OEM Fortuner dijual dengan harga 850K di toko online.

Mobil ini menurut saya yang kurang sesuai sama jaman adalah interiornya. Interior Panther Touring terlihat sangat jadul. Melihat bentuk jok dan bahan fabriknya yang kebanyakan sudah tidak rapi lagi (masih saya maklumi untuk mobil berusia 17 tahun). Bentuk steering wheel yang kuno dan layout head unit dan panel AC yang seperti standar mobil pick up. Memang Panther sih, mobil ini didesain untuk orang yang mementingkan performa mesin dan kemudahan perawatan. Tidak cocok untuk orang yang mengutamakan kenyamanan dan fitur. Beberapa hal dapat diupgrade untuk mendapatkan tampilan interior Panther Touring agar menjadi segar kembali dan lebih nyaman dilihat.
  1. Menganti jok dengan OEM Panther Grand Touring, atau
  2. Jok standar digganti fabricnya dengan kulit sintetis berkualitas
  3. Mengganti steering wheel dengan OEM Ertiga GX.
  4. Mengganti HU dengan type double DIN
  5. Mengatur layout kisi kisi AC
  6. Menutup dash board sebelah kiri agar terlihat lebih rapi.
Interior Grand Touring Standar, sudah lebih baik dari pada generasi Touring 2002

Kita semua tahu, jika Panther Touring ini didesai bagi pengemar panther, lebih tepatnya penggemar mesin diesel legendaris yang irit dan badak. Jadi desain interiornya memang tidak dibuat nyaman dan elegant. Lihat saja, Head Unit (HU) single DIN yang dipertahankan seperti mobil tahun 90an. Steering Wheel yang benar benar hanya mementingkan fungsi, tidak ada aura elegant atau sporty. Bentuk dashboard sebelah kiri dengan cekungan yang dibiarkan terbuka alakadarnya. Untungnya untuk type Grand Touring joknya sudah dibuat lebih elegant dan nyaman dengan nuansa kulit berwarna beige. Warna doortrim dan dashboard bawah senada warna jok juga menambah kesan elegant di kabin Grand Touring.

Maaf ya, editannya kasar karena saya tidak punya photo-shop. Paling tidak ada gambar ilurtrasi untuk menjelaskan konsep personalisasi di bagian interior.

Dari nomor 1 sampai 5 saya awali dari nomor 3. Karena steering wheel Touring 2002 itu sangant tidak nyaman dilihat mata dan tidak nyaman dipegang. Steering Wheel tidak perlu menggunakan OEM Innova Venturer atau Fortuner VRZ yang harganya 7jt-an. Cukup dengan Ertiga GX yang kisaran harganya masih dibawah 2jt tapi sudah nyaman digenggam dan enak dilihat dengan warna beige. Jok Panther Grand Touring dijual satu set sekitar 7-9jt. Agar lebih murah, bisa diakali dengan merekondisi jok bawaan dan menganti fabrict dengan kulit sintetis yang berkualitas baik, budget sekitar 2jt. HU double DIN yang murah saja 1,5jt. Total budget yang diperlukan untuk interior paket hemat adalah sekitar 5,5jt.

Cara paling mudah memasang HU Double DIN adalah dengan memindahkan kisi kisi AC bagian tengah ke bawah. Panel AC tidak perlu dirubah untuk menekan biaya. Untuk sektor lain seperti merubah warna dashboard bawah dan doortrim menjadi senada dengan stir dan jok bisa dilakukan bertahap. Dari gambar sketsa di atas, sudah terlihat aura interior Panther Touring lebih modern dan elegant.

Dari hitungan kasar butuh budget 10jt minimal untuk berdandan menjadi lebih segar dan elegant. Jika asumsi harga perolehan Panther Touring adalah 110jt maka perlu budget 120jt. Belum lagi perawatan lain seperti mengganti kaca film, rapair car dan poles, penggantian sparepart fast moving, cleaning AC, pemasangan karpet dasar, dll siapkan saja budget cadangan 10jt. Lumayan juga ya total 130jt, nambah 15jt lagi sudah  dapat Innova Diesel generasi pertama Type V yang interiornya sudah elegant dan nyaman. Ehm..... pikir pikir.

Kembali lagi pada fokus awal, pilih kenyamanan dan fitur atau pilih mesin irit dan badak?

Senin, 08 Juli 2019

Innova Diesel 2.5 apakah aman menggunakan Bio Solar?

Sebuat pertanyaan yang sering saya dengar di kalangan pengguna Innova Diesel maupun yang baru akan membeli Innova diesel adalah "Apakah aman menggunakan Bio Solar?".


Kandungan Sulfur dalam bahan bakar Diesel sesuai web site Pertamina adalah sebagai berikut:
  1. Pertamina Dex. Pertamina Dex dilengkapi dengan lubricity dananti foaming of gas. Sangat disarankan untuk kendaraan diesel, terutama mesin diesel modern berteknologi Common Rail System yang memang membutuhkan bahan bakar prima dan berkualitas tinggi. Dengan kandungan sulfurnya yang rendah (kurang dari 300 ppm) dan dengan angka cetane 53 serta telah memenuhi standar Euro 3, menjadikannya sejajar dengan bahan bakar diesel premium kelas dunia.
  2. Dexlite. Merupakan varian bahan bakar diesel terbaru dari Pertamina yang diluncurkan pada tanggal 15 April 2016. Dexlite, member terbaru dari Dex Series, memiliki angka cetane minimal 51 dan mengandung Sulfur maksimal 1200 ppm. Dexlite sangat cocok bagi Anda yang menginginkan bahan bakar diesel yang bertenaga untuk mobil diesel Anda namun dengan harga yang terjangkau.
  3. Bio Solar. Merupakan bahan bakar diesel dengan angka cetane 48 sesuai untuk kendaraan bermesin diesel dengan teknologi lama dengan kandungan sulfur 2500 ppm.
PPM adalah singkatan dari part permillion yang berarti porsi (bagian) dari satu juta misalnya kandungan Sulfur dalam satu juta unit Solar. Jika diprosentasekan maka kandungan sulfur dalam bahan bakar Diesel adalah Sebagai Berikut:
  1. Pertamina Dex 300 ppm. 300/1.000.000 = 0,03%
  2. Dexlite 1200 pp. 1200/1.000.000 = 0,12 %
  3. Bio Solar 2500 ppm. 2500/1.000.000 = 0,25%
Nilai cetane adalah kemampuan suatu bahan bakar untuk mempersingkat delay ignition (penundaan pembakaran) . Delay ignition adalah jarak waktu antara pemasukan/injeksi bahan bakar oleh injektor dengan dimulainya bahan bakar tersebut terbakar. 

Cetane Number merupakan angka jumlah C16 di dalam diesel, kandungan C16 yang banyak maka solar akan semakin mudah terbakar. C16 adalah salah satu kandungan di dalam bahan bakar solar, yang terdiri dari C14 sampai dengan C21.

Untuk Innova 2.5 dan 2.4 apakah aman menggunakan Bio Solar?

Mengutip pernytaan Iwan Abdurahman, Technical Service Division, Workshop Department, General Repair Section PT Toyota Astra Motor di Bedugul, Bali, Kamis (3/12/2015) kepada Mobil 123. "Kijang Innova diesel bisa 'minum' solar biasa. mobil ini tak masalah mengkonsumsi solar biasa, meski performa maksimal tak bisa didapat.

Hal senada disampaikan oleh Sapta Agung Nugraha, Kepala Bengkel Auto2000 Bekasi Barat. Menurut Sapta “Apabila di luar kota tidak tersedia bahan bakar yang baik, maka tidak masalah pakai yang di bawah rekomendasi, tetapi dengan catatan setelah itu langsung diisi lagi dengan BBM yang sesuai dengan rekomendasi pabrikan”.

Sesuai dengan pendapat ahli di atas, Innova 2.4 tetap bisa mengkonsumsi Bio Solar. Meskipun tidak direkomendasikan untuk pemakaian jangka panjang. Dampak yang terjadi berupa penurunan performa dan umur pakai filter solar. Dampak lain yang mungkin timbul jika menggunakan bahan bakar dengan kandungan sulfur terlalu besar adalah kebersihan emisi gas buang yang tentunya merupakan refleksi dari kondisi di dalam ruang bakar.

Kali ini saya akan lebih spesifik membahas Innova D4D 2.5

Kebanyakan Innova Diesel generasi pertama tidak masalah jika mengkonsumsi Bio Solar namun tetap tidak akan mendapatkan performa yang maksimal. Sebagai contoh beberapa Innova Diesel dan Hi-Lux yang digunakan untuk operasional perusahaan tempat saya bekerja, sudah sejak tahun 2012 (7 tahun) menggunakan Bio Solar. Diimbangi dengan perawatan rutin di bengkel resmi, kondisi mesin mobil mobil tersebut masih baik baik saja.

Pengalaman pribadi saya menggunakan Innova D4D 2.5 edisi facelift (Sebelum GNKI) juga aman aman saja menggunakan Bio Solar. Tetapi pemakaiannya bahan bakarnya saya kombinasi, jika untuk rute dalam kota menggunakan Dexlite, sedangkan rute luar kota menggunakan Bio Solar. Pertimbangan saya saat rute luar kota mobil lebih banyak dipacu dengan RPM menengah dan akselerasi maksimal sehingga residu di dalam ruang bakar dan saluran gas buang dapat terdorong keluar dan tidak menjadi endapan jelaga. Situasi berkendara di dalam kota jelas berbeda, lebih banyak terjebak kemacetan dan penggunaan mesin pada RPM rendah sehingga kemungkinan residu pembakaran yang akan terjebak di dalam ruang bakar dan saluran gas buang leibih tinggi.

Hal penting yang harus diperhatikan adalah perawatan rutin berupa panggantian oli dan filter sesuai jadwal. Selain Kwalitas bahan bakar, kwalitas sparepart yang digunakan juga mempengaruhi umur
pakai sparepart. Sparepart fast moving yang mempunyai relefansi pada sistem bahan bakar adalah Flter Solar dan Fiter Udara. Silahkan perhatikan prosedur dan jangka waktu penggantianya untuk mendapatkan performa mesin yang terjaga meskipun bahan bakar yang digunakan bukan bahan bakar berkualitast tinggi.

Kondisi yang mudah dikenali jika penggunaan Bio Solar berdampak negatif pada mesin adalah sebagai berkut:
  1. Tarikan mesin menjadi berat
  2. Knalpot berasap tebal
  3. Konsumsi bahan bakar menjadi boros.
Jika hal tersebut terjadi, lakukan servis berkala pada bengkel yang recomended untuk dilakukan pembersihan dan penggantian filter filter.

Sejarah Kereta Kuda dan stratanya

Lelah posting tentang mobil mobi di jaman ini. Kali ini saya akan mencoba membahas soal passenger car masa lalu. Mungkin setara dengan station wagon jaman sekarang. Pada masa sebelum populernya mobil yang saat ini kekuatan mesinya diukur denga satuan DK (Daya Kuda) terjemahan dari HP singkatan dari horse power atau dalam bahasa Jerman PS singkatan dari Pferdestarke yang artinya ke-kuat-an kuda, di bumi sudah terlebih dahulu populer angkutan manusia dengan pengerak kuda beneran. Konversi satuan antara HP dan PS adalah 1 PS = 0.986320070619514 HP dan sebaliknya, 1 HP = 1.01386966542402 PS.

Kekuatan Sebongkah Mesin 2.393 cc, setara dengan kekuatan 148 HP. Apkah ini sama saja dengan sebuah Horse-drawn Carriage yang ditarik dengan 148 Kuda?

Kita lupakan sejenak HP dan PS, mari kita bahas kendaraan masa lalu yang dalam hal ini saya bagi menjadi 4 kategori yaitu:

1. Kuda

Kuda selain sebagai hewan peiharaan juga merupakan kendaraan fungsional pada masanya. Kuda disetarakan dengan motor trail pada saat ini. Karena fungsi kuda adalah untuk alat trasportasi yang cepat (pada jamannya) dan tahan akan berbagai kondisi jalan dan cuaca. Dari segi harga kuda dan motor sangat variatif dan sulit untuk dibandingkan. Motor trail special engine harganya ratusan juta, tapi seekor kuda pacu terbaik harganya bisa ratusan milliar. Tapi juga banyak kuda kuda tertentu yang harganya hanya puluhan juta. Mungkin kita akan sulit membandingkan dari segi harga, yang jelas fungsinya kurang lebih sama di jaman yang berbeda. Kuda pernah melalui masa perang dunia, motor juga pernah digunakan sebagai alat transportasi tentara pada masa perang dunia.


2. Dokar (Delman)
Dokar merupakan alat transportasi rakyat masa transisi. Hingga kini, dokar masih digunakan di beberapa daerah untuk angkutan wisata. Istilah dokar identik dengan sebuah kereta beroda dua yang ditarik oleh 1 kuda. Berdasarkan referensi yang ada kata Dokar berasal dari bahasa inggris yaitu "Dog" dan "Car" Dokar (atau dog-car) adalah sebuah kendaraan berkuda ringan yang awalnya didesain untuk kegiatan berburu, dengan sebuah kotak di belakang kursi pengemudi untuk membawa seekor anjing pemburu atau lebih. Kotak tersebut dapat diubah menjadi bangku kedua. Seorang pemuda atau anak kecil yang disebut "tiger" berdiri di balkon bagian belakang kereta untuk membantu atau melayani pengendara. Sesuai dengan pengertian dasar dari sejarahnya, Dokar setara dengan mobil SUV Short Wheel base yang terbiasa menjelajah hutan untuk berburu.

Seperti layaknya mobil penumpang pada era tahun 70-80an, suspensi dokar menggunakan sistem semi elliptical leaf spring sangat identik dengan suspensi SUV Short Wheelbase seperti Taft, Jimny, FJ40, dan kebanyakan truck yang sistem suspensinya type semi elliptical leaf spring. Bedanya, jika pada mobil dilengkapi dengan shock breaker tapi pada Dokar tidak (Hanya spring saja).

Suspensi mobil menggunakan Semi elliptical leaf spring

Sebagai angkutan rakyat dan keperluan off-road (berburu), kini peran dokar sudah digantikan dengan mobil penumpang dengan mengganti seokor kuda menjadi sebongkah mesin yang dihubungkan dengan transmisi untuk menyalurkan tenaga ke roda.

Mobil sebagai pengganti dokar, menggunakan suspensi yang sama yaitu semi elliptical leaf spring

Di bebrapa daerah, Dokar juga disebut Delman. Meskipun yang dimaksud adalah kendaraan yang sama, namun berbeda tinjauan sejarahnya bukan dari referensi bahasa Inggris. Penyebutan Delman berasal dari jaman kolonial. Menurut referensi penamaan Delman berasal dari penemunya yakni Ir Charles Theodore Deeleman, seorang insinyur, ahli irigasi yang memiliki bengkel besi di pesisir Batavia (Jakarta sekarang). Layaknya sebuah mobil, Dokar juga ditemukan dan dirancang oleh seorang insinyur sehingga konstruksi rangka dan suspensinya mirip dengan mobil.

3. Andong
Andong adalah sebuah kereta kuda beroda 4 yang ditarik 1 atau 2 ekor kuda. Andong merupakan salah satu alat transportasi tradisional di Yogyakarta dan sekitarnya, Keberadaan andong sebagai salah satu warisan budaya Jawa memberikan ciri khas kebudayaan tersendiri yang kini masih terus dilestarikan.
Konstruksi rangka dan suspensi pada Andong benar benar sangat mirip dengan mobil. Bagian roda depan dilengkapi dengan poros yang memungkinkan roda berbelok mengikuti arah kudanya. Andong didesain memiliki ruang kemudi (tempat duduk kusir) yang menyatu dengan kabin (tempat duduk penumpang). Secara umum bentuk Andong adalah kereta terbuka yang pada masa kini identik dengan mobil Convertible. Karena Andong beroda 4, jadi secara teoritis Andong lebih kokoh dan stabil dibanding Dokar. Andong memiliki konstruksi rangka dan suspensi yang sangat mirip dengan beberapa MPV Leander frame. Jika Dokar adalah kendaraan off road masa lalu (SUV), Andong lebih mirip sebuah MPV yang menawarkan kenyamanan dibanding kemampuan off road.

Andong 1 kuda. Konstruksi Andong lebih lengkap dari Dokar, sudah terdapat sistem kemudi.

Andong (Horse-drawn Carriage) 2 kuda. 

Jika pada Dokar karena beroda dua, jadi tidak terdapat sistem kemudi. Arah laju Dokar tergantung arah kuda, dan kuda dikendalikan oleh kusir. Pada Andong terdapat sistem kemudi yang cara kerjanya adalah sebagai berikut:
  1. Kusir mengarahkan kuda,
  2. Roda depan mengikuti arah kuda
  3. Body Andong dan roda belakang mengikuti arah roda depan.

Pada mobil Axle Beam adalah tumpuan utama roda, yang di kedua ujungnya disambung dengan Steering Arm dengan penghubung sebuah Steering Swivel Pin. Untuk bisa bergerak (berbelok) ke kanan dan kiri sebuah roda harus didorong oleh Steering Tie Rod yang mengkonversi gerak berputar Steering Wheel menjadi gerak linier. Ciri khusus Andong selain kabin yang terbuka juga tempat duduk kusir yang menyatu dengan kabin penumpang.

Peran Andong kini digantikan sebuah mobil MPV

Pada sistem kemudi Andong tidak serumit itu. Karena poros roda depan yang rigid cukup mengikuti arah kuda, untuk keperluan ini diameter roda depan Andong didesain lebih kecil dari roda belakang.

4. Kereta Kencana (Horse-drawn Carriage)
Bentuk dasar Kereta Kencana sama dengan Andong. Karena Andong dan Kereta Kencana adalah kendaraan masa lalu yang beda kelas, maka bentuk Kereta Kencana harus lebih eksclusive. Secara definisi Kereta kencana atau Carriage dalam bahasa Inggris merupakan transportasi kuno di pulau jawa yang digunakan oleh kaum bangsawan pada zaman kerajaan maupun Kolonial di Indonesia. Berikut ini aalah perbedaan Kereta Kencana dibanding Andong:
  1. Terdapat type dengan kabin yang tertutup seperti mobil
  2. Kabin terpisah dengan ruang kemudi
  3. Terdapat tempat duduk terbuka dibagian belakang berfungsi untuk duduk pengawal
  4. Ditarik 2 - 4 kuda
  5. Untuk type tertentu didak dilengapi tempat duduk kusir

Berikut ini adalah beberapa type Kereta Kencana (Horse-drawn Carriage):
  1. Two-Horse Convertible Carriage
  2. Two-Horse Luxurious Carriage
  3. Two-Horse Ceremonial Carriage
  4. Four-Horse Convertible Carriage
  5. Four-Horse Luxurious Carriage
  6. Four-Horse Ceremonial Carriage


Horse-drawn Carriage dengan suspensi dan rem modern

Horse-drawn Carriage modern juga sudah ada yang mengadopsi susensi Torsion Beam lengkap dengan coil spring yang menyatu dengan hock breakernya. Selain sistem supensi yang sudah sama dengan mobil MPV pada umumnya, Horse-drawn Carriage juga dilengkapi dengan rem caktam di setiap rodanya seperti sebuah MPV mewah.


Toyota Vellfire sebagai pengganti kereta kuda mewah pada jamannya

Saat ini, keberadaan Horse-drawn Carriage sudah digantikan oleh sebuah Premium MPV. Namun untuk keperluan ceremonial penggunaan Horse-drawn Carriage masih dipertahankan hingga saat ini. Jika pada jaman dahulu Kereta Kencana ditarik dengan 4 kuda (4HP), kini sebuah Premium MPV hanya dilengkapi dengan sebongkah mesin canggih berkode AR-FE dengan kapasitas 2494 cc
dengan tenaga 180 PS per 6000 rpm dan torsi puncak di titik 23.9 Kgm per 4100 rpm. 

Selasa, 02 Juli 2019

Small SUV Cina mencoba melawan Jepang

Terlepas dari rerefensi lain mengkategorikan SUV di Indonesia seperti apa, saya punya parameter sendiri untuk mengkategorikan sebuah SUV. Secara garis besar saya membaginya menjadi 4 berdasarkan kelas, ukuran, dan fungsi.
  1. Premium SUV (Kapasitas mesin bukan parameter, kelas harga yang mempengaruhi) contoh Toyota Land Cruiser, Jeep Rubicon, Land Rover Defender, Mercedes Benz G-Class, dls
  2. Medium SUV (Kapasitas mesin 2.4L atau lebih) contoh Toyota Fortuner, Mitsubishi Pajero, Ford Eferest, Chevrolet Trail Blazer, Isuzu MU-X, dls
  3. City SUV (Kapasitas mesin sekitar 2.0L) contoh Grand Vitara, Hinda CRV, Nissan X-Trail, Hyunday Tucson, KIA Sportage, dls 
  4. Small SUV (Kapasitas mesin sampai dengan 1.5L) contoh Honda BRV, Toyota Rush, Chevrolet Trax, dls.
Dibawahnya masih ada mobil kecil yang mengaku SUV atau saya lebih suka menyebutnya Cross Over seperti Suzuki Jimny, Suzuki Ignis, dan Datsun Cross.


Kali ini saya spesifik ingin membahas pendatang baru asal cina yang mencoba peruntungan di pasar Small SUV tanah air yang selama ini sudah dikuasai oleh Jepang. Segment yang disasar adalah kelas Rush, Terios, dan BRV. Kelas ini menjadi menarik bagi konsumen Indonesia yang tinggal di daerah luar perkotaan. Kebutuhan akan mobil dengan ground clearance tinggi khas SUV namun dengan dimensi dan harga yang setara dengan Low MPV. Jawabanya adalah Small SUV yang terbukti laku di daerah non kota dan jalur jalur transit yang didominasi kualitas jalan tidak sebaik di kota.

Berikut ini adalah tabel mobil di kelas Small SUV yang sekelas dari segi kapasitas, mesin, dan mungkin harga.


Dati segi dimensi harusnya CR-V masuk kelas city SUV, tapi karena kapasitas mesin CR-V Prestige (Turbo) hanya 1.498 cc terpaksa diturun kelaskan. Meski dari segi harga CR-V Prestige mencapai Rp. 508.000.000 (OTR JKT) tentunya terlalu mahal untuk kelas ini. Dari kapasitas mesin semua Small SUV di atas mempunyai volume yang setara yaitu pembulatan 1.5L kecuali Chevrolet Trax yang hanya 1.4L tetapi sudah dilengkapi dengan Turbo. Secara dimensi body terlihat jelas pada data di atas bahwa Almaz mempunyai ukuran paling besar dan berkelas dibanding kompetitornya (Lebar 4.655mm) dan yang paling kecil adalah Rush/Terios yang hanya memiliki lebar 4.435mm (Bahkan lebih kecil dari Low MPV). Entah apa maksud dari pabrikan ini menciptakan Small MPV semungil itu, apakah untuk menekan harga atau apapun yang jelas menurut pendapat saya pribadi semakin kecil sebiah SUV maka nilai wibawanya semakin berkurang. Bagaimana dengan DFSK Glory 560? Bisa jadi di kelas ini dia adalah yang termurah yaitu mulai Rp. 189.000.000 (OTR JKT). Dari penyebutanya saya lebih pede nyebut DFSK Glory dari pada Wuling Almaz, kata wuling masih terlalu asing ditelinga saya dan jika diuapkan dengan intonasi tertentu masih terlalu kecina cinaan. Pabrikan ini begitu cerdas menenggelamkan nama Dongfeng Sokon yang kecina cinaan menjadi singkatan DFSK yang dari segi nama menurut saya lebih bernilai dan bisa disetarakan brand asal jepang dan eropa. Coba bandingkan beberapa brand berikut: FIAT, DFSK, FORD, DAF, MAN... Keren kan penyebutan yang terdiri dari 3 atau 4 huruf? Itu dari segi nama, namun dari segi body saya lebih suka Almaz (saya sebut Almaz saja tanpa Wuling biar lebih enak didengar). Almaz bodynya futuristik dan sekaligus gagah. Dari belakang terlihat atraktif dan berotot, dan ukuran bodynya besar membuat kegagahan dan wibawa sebuah SUV semakin kuat (Meskiun hanya sebuah Small SUV). Logo merah di tengah grill itu jika dilihat dari jauh, jauh banget mirip sama logo Mitsubishi edisi sport (emblem merah). Diluar pembahasan yang panjang lebar di atas, jika saya punya uang di kisaran harga ini saya akan memutuskan untuk membeli Rush. Tidak apa terlihat mini dan kurang wibawa tapi resale value dari sebuah mobil Toyota masih sangat terpercaya. Bagaimana dengan Terios? Maaf saya pribadi beum terlalu pede dengan brand berlogo D tersebut.

Sekarang kita bahas kelas di atasnya, yaitu City SUV

CR-V memang harusnya masuk dalam kelas ini dari sisi harga, karena sejatinya CR-V memang sudah lama bermain di segmen ini. Dunia City SUV Indonesia selama belasan tahun dikuasai oleh 3 pemain lama yaitu Grand Vitara, X-Trail, dan CR-V. Kali ini saya menambahkan Captiva dari brand yang sangat bernilai yaitu Chevrolet, Sportage dan Tucson dari perwakilan korea, dan satu pendatang baru bernama DFSK Glory 580. DFSK 580 saya masukkan dalam kelas ini karena walaupun secara kapasitas mesin hanya 1.5L tetapi dia mempunyai bentuk body yang paling besar di kelas ini, lebarnya mencapai 4.680mm bahkan lebih lebar dibanding Captiva. Fitur yang diusungnya juga melimpah, sudah dilengkapi dengan sun roof, LCD monitor berukuran super lebar dan masih banyak lagi fitur fitur canggih yang patut diperhitungkan. Jika kita amati pabrikan sekarang cenderung menurunkan kapasitas mesin untuk bermain di kelas yang sama. Contoh Pajero dan Fortuner diesel menurunkan kapasitas mesinnya dari 2.5L menjadi 2.4L. CR-V menurunkan kapasitas mesinya dari 2.0L menjadi 1.5L dilengkapi turbo. DFSK 580 dengan body yang terbesar di kelas ini namun mengadopsi mesin dari DFSK 560 yang hanya berkapasitas 1,5L, apakah ini sebuah strategy dari DFSK untuk bartarung di segmen ini?

Honda CRV
OTR JKT 518 Jt - Mesin 1997 cc - Tenaga 153 hp

Sepertinya CRV (Comfortable Runabout Vehicle) meskipun dimensinya hampir mirip dan mesin ada yang 1.5L untuk type prestige (turbo) tapi dari segi harga bukan kelasnya Almaz dan Glory 560. Mungin BRV yang lebih sepadan dengan DFSK dan Almaz. BR-V adalah singkatan dari Bold Runabout VehicleBRV sudah 4 tahun bermain dikelas ini menantang Rush dan terios dari dua Astra. BR-V adalah sebuah SUV mini yang diproduksi oleh Honda sejak tahun 2015. Mobil ini pertama kali diperkenalkan di Gaikindo Indonesia International Auto Show 2015 pada tanggal 20 Agustus 2015. Mobil ini kemudian mulai dipasarkan pada tanggal 23 Januari 2016. Konsep BRV saling berbagi platform dengan Brio (hatchback), Mobilio (Estate), dan Amaze (Sedan).

Honda BRV
OTR JKT 238 Jt - Mesin 1497 cc - Tenaga 118 hp

Almaz, seandainya merknya Mitsubishi atau Chevrolet. Angka penjualanya mungkin akan lebih baik karena karakter masyarakat Indonesia sangat sensitif terhadap brand.
OTR JKT 318,8 Jt - Mesin 1451 cc - Tenaga 139 hp

DFSK Glory 560
OTR JKT 189 Jt - Mesin 1498 cc - Tenaga 148 hp

Jadi dari sisi harga Almaz dan DFSK Glory 560 bukan sekelas CRV Prestige (Turbo), tapi hanya sekelas dengan BRV, dan tentunya dua Astra Rush dan Terios. Jika dipaksa untuk bersaing di kelas City SUV, tentu dua brand asal cina ini tidak bisa berharap banyak. Karena city SUV yang ada sudah belasan tahun bertarung di kelas ini, dan sudah punya pengemar militan masing masing. CRV banyak disukai kalangan metroseksual dengan mobilitas kebanyakan di kota besar, Grand Vitara sudah terlanjur dibranding menjadi mobil gagah untuk mobil dinas dan mobil patwal. Sedangkan X-Trail, pengemar khusus mempunyai penilaian sendiri atas sebuah City SUV.

Pilihan terakhir adalah bersaing di segmen Mini SUV yaitu BRV, Rush, dan Terios. Dari sisi desain body, ukuran, dan fitur jelas dua cina ini menang. Namun jangan salah, Rush juga mempunyai angka penjualan yang bagus didukung resale value yang terpercaya. Mari kita lihat sebarapa banyak angka penjualan yang mampu dihasilkan oleh Almaz dan DFSK 560.

Dari sisi keseriusan, nampaknya Produsen mobil PT SAIC General Motor Wuling (SGMW) cukup serius mengembangkan brand Wuling di Indonesia terbukti dari telah dibangunya pabrik di Bekasi (Jawa Barat) dengan melibatkan investasi 700 juta dolar AS (sekitar Rp 9,3 triliun). Seperti halnya Wuling, DFSK juga telah membangun pabrik yang berlokasi di Cikande Industrial Park, Serang, Banten. Hasil produksinya diproyeksikan untuk kebutuhan ekspor dan melayani penjualan di dalam negeri.