Selasa, 02 Juli 2019

Small SUV Cina mencoba melawan Jepang

Terlepas dari rerefensi lain mengkategorikan SUV di Indonesia seperti apa, saya punya parameter sendiri untuk mengkategorikan sebuah SUV. Secara garis besar saya membaginya menjadi 4 berdasarkan kelas, ukuran, dan fungsi.
  1. Premium SUV (Kapasitas mesin bukan parameter, kelas harga yang mempengaruhi) contoh Toyota Land Cruiser, Jeep Rubicon, Land Rover Defender, Mercedes Benz G-Class, dls
  2. Medium SUV (Kapasitas mesin 2.4L atau lebih) contoh Toyota Fortuner, Mitsubishi Pajero, Ford Eferest, Chevrolet Trail Blazer, Isuzu MU-X, dls
  3. City SUV (Kapasitas mesin sekitar 2.0L) contoh Grand Vitara, Hinda CRV, Nissan X-Trail, Hyunday Tucson, KIA Sportage, dls 
  4. Small SUV (Kapasitas mesin sampai dengan 1.5L) contoh Honda BRV, Toyota Rush, Chevrolet Trax, dls.
Dibawahnya masih ada mobil kecil yang mengaku SUV atau saya lebih suka menyebutnya Cross Over seperti Suzuki Jimny, Suzuki Ignis, dan Datsun Cross.


Kali ini saya spesifik ingin membahas pendatang baru asal cina yang mencoba peruntungan di pasar Small SUV tanah air yang selama ini sudah dikuasai oleh Jepang. Segment yang disasar adalah kelas Rush, Terios, dan BRV. Kelas ini menjadi menarik bagi konsumen Indonesia yang tinggal di daerah luar perkotaan. Kebutuhan akan mobil dengan ground clearance tinggi khas SUV namun dengan dimensi dan harga yang setara dengan Low MPV. Jawabanya adalah Small SUV yang terbukti laku di daerah non kota dan jalur jalur transit yang didominasi kualitas jalan tidak sebaik di kota.

Berikut ini adalah tabel mobil di kelas Small SUV yang sekelas dari segi kapasitas, mesin, dan mungkin harga.


Dati segi dimensi harusnya CR-V masuk kelas city SUV, tapi karena kapasitas mesin CR-V Prestige (Turbo) hanya 1.498 cc terpaksa diturun kelaskan. Meski dari segi harga CR-V Prestige mencapai Rp. 508.000.000 (OTR JKT) tentunya terlalu mahal untuk kelas ini. Dari kapasitas mesin semua Small SUV di atas mempunyai volume yang setara yaitu pembulatan 1.5L kecuali Chevrolet Trax yang hanya 1.4L tetapi sudah dilengkapi dengan Turbo. Secara dimensi body terlihat jelas pada data di atas bahwa Almaz mempunyai ukuran paling besar dan berkelas dibanding kompetitornya (Lebar 4.655mm) dan yang paling kecil adalah Rush/Terios yang hanya memiliki lebar 4.435mm (Bahkan lebih kecil dari Low MPV). Entah apa maksud dari pabrikan ini menciptakan Small MPV semungil itu, apakah untuk menekan harga atau apapun yang jelas menurut pendapat saya pribadi semakin kecil sebiah SUV maka nilai wibawanya semakin berkurang. Bagaimana dengan DFSK Glory 560? Bisa jadi di kelas ini dia adalah yang termurah yaitu mulai Rp. 189.000.000 (OTR JKT). Dari penyebutanya saya lebih pede nyebut DFSK Glory dari pada Wuling Almaz, kata wuling masih terlalu asing ditelinga saya dan jika diuapkan dengan intonasi tertentu masih terlalu kecina cinaan. Pabrikan ini begitu cerdas menenggelamkan nama Dongfeng Sokon yang kecina cinaan menjadi singkatan DFSK yang dari segi nama menurut saya lebih bernilai dan bisa disetarakan brand asal jepang dan eropa. Coba bandingkan beberapa brand berikut: FIAT, DFSK, FORD, DAF, MAN... Keren kan penyebutan yang terdiri dari 3 atau 4 huruf? Itu dari segi nama, namun dari segi body saya lebih suka Almaz (saya sebut Almaz saja tanpa Wuling biar lebih enak didengar). Almaz bodynya futuristik dan sekaligus gagah. Dari belakang terlihat atraktif dan berotot, dan ukuran bodynya besar membuat kegagahan dan wibawa sebuah SUV semakin kuat (Meskiun hanya sebuah Small SUV). Logo merah di tengah grill itu jika dilihat dari jauh, jauh banget mirip sama logo Mitsubishi edisi sport (emblem merah). Diluar pembahasan yang panjang lebar di atas, jika saya punya uang di kisaran harga ini saya akan memutuskan untuk membeli Rush. Tidak apa terlihat mini dan kurang wibawa tapi resale value dari sebuah mobil Toyota masih sangat terpercaya. Bagaimana dengan Terios? Maaf saya pribadi beum terlalu pede dengan brand berlogo D tersebut.

Sekarang kita bahas kelas di atasnya, yaitu City SUV

CR-V memang harusnya masuk dalam kelas ini dari sisi harga, karena sejatinya CR-V memang sudah lama bermain di segmen ini. Dunia City SUV Indonesia selama belasan tahun dikuasai oleh 3 pemain lama yaitu Grand Vitara, X-Trail, dan CR-V. Kali ini saya menambahkan Captiva dari brand yang sangat bernilai yaitu Chevrolet, Sportage dan Tucson dari perwakilan korea, dan satu pendatang baru bernama DFSK Glory 580. DFSK 580 saya masukkan dalam kelas ini karena walaupun secara kapasitas mesin hanya 1.5L tetapi dia mempunyai bentuk body yang paling besar di kelas ini, lebarnya mencapai 4.680mm bahkan lebih lebar dibanding Captiva. Fitur yang diusungnya juga melimpah, sudah dilengkapi dengan sun roof, LCD monitor berukuran super lebar dan masih banyak lagi fitur fitur canggih yang patut diperhitungkan. Jika kita amati pabrikan sekarang cenderung menurunkan kapasitas mesin untuk bermain di kelas yang sama. Contoh Pajero dan Fortuner diesel menurunkan kapasitas mesinnya dari 2.5L menjadi 2.4L. CR-V menurunkan kapasitas mesinya dari 2.0L menjadi 1.5L dilengkapi turbo. DFSK 580 dengan body yang terbesar di kelas ini namun mengadopsi mesin dari DFSK 560 yang hanya berkapasitas 1,5L, apakah ini sebuah strategy dari DFSK untuk bartarung di segmen ini?

Honda CRV
OTR JKT 518 Jt - Mesin 1997 cc - Tenaga 153 hp

Sepertinya CRV (Comfortable Runabout Vehicle) meskipun dimensinya hampir mirip dan mesin ada yang 1.5L untuk type prestige (turbo) tapi dari segi harga bukan kelasnya Almaz dan Glory 560. Mungin BRV yang lebih sepadan dengan DFSK dan Almaz. BR-V adalah singkatan dari Bold Runabout VehicleBRV sudah 4 tahun bermain dikelas ini menantang Rush dan terios dari dua Astra. BR-V adalah sebuah SUV mini yang diproduksi oleh Honda sejak tahun 2015. Mobil ini pertama kali diperkenalkan di Gaikindo Indonesia International Auto Show 2015 pada tanggal 20 Agustus 2015. Mobil ini kemudian mulai dipasarkan pada tanggal 23 Januari 2016. Konsep BRV saling berbagi platform dengan Brio (hatchback), Mobilio (Estate), dan Amaze (Sedan).

Honda BRV
OTR JKT 238 Jt - Mesin 1497 cc - Tenaga 118 hp

Almaz, seandainya merknya Mitsubishi atau Chevrolet. Angka penjualanya mungkin akan lebih baik karena karakter masyarakat Indonesia sangat sensitif terhadap brand.
OTR JKT 318,8 Jt - Mesin 1451 cc - Tenaga 139 hp

DFSK Glory 560
OTR JKT 189 Jt - Mesin 1498 cc - Tenaga 148 hp

Jadi dari sisi harga Almaz dan DFSK Glory 560 bukan sekelas CRV Prestige (Turbo), tapi hanya sekelas dengan BRV, dan tentunya dua Astra Rush dan Terios. Jika dipaksa untuk bersaing di kelas City SUV, tentu dua brand asal cina ini tidak bisa berharap banyak. Karena city SUV yang ada sudah belasan tahun bertarung di kelas ini, dan sudah punya pengemar militan masing masing. CRV banyak disukai kalangan metroseksual dengan mobilitas kebanyakan di kota besar, Grand Vitara sudah terlanjur dibranding menjadi mobil gagah untuk mobil dinas dan mobil patwal. Sedangkan X-Trail, pengemar khusus mempunyai penilaian sendiri atas sebuah City SUV.

Pilihan terakhir adalah bersaing di segmen Mini SUV yaitu BRV, Rush, dan Terios. Dari sisi desain body, ukuran, dan fitur jelas dua cina ini menang. Namun jangan salah, Rush juga mempunyai angka penjualan yang bagus didukung resale value yang terpercaya. Mari kita lihat sebarapa banyak angka penjualan yang mampu dihasilkan oleh Almaz dan DFSK 560.

Dari sisi keseriusan, nampaknya Produsen mobil PT SAIC General Motor Wuling (SGMW) cukup serius mengembangkan brand Wuling di Indonesia terbukti dari telah dibangunya pabrik di Bekasi (Jawa Barat) dengan melibatkan investasi 700 juta dolar AS (sekitar Rp 9,3 triliun). Seperti halnya Wuling, DFSK juga telah membangun pabrik yang berlokasi di Cikande Industrial Park, Serang, Banten. Hasil produksinya diproyeksikan untuk kebutuhan ekspor dan melayani penjualan di dalam negeri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar