Pasang Fog-lamp dan Electric Mirror Auto Retract agar terlihat seperti mobil normal
Pasang Double Mufler dan Flat Spoiler untuk mengobati kekurangan fitur dan kwalitas agar bisa 'terlihat setara' dengan LCGC lain.
Awalnya saya tidak begitu berminat mimiliki LCGC, tetapi karena ada LCGC berkonsep Estate akhirnya sayapun tertarik. Pertama kali melihat body #datsungo+ saya sudah
terkesima. Ditambah lagi si India ini adalah satu-satunya LCGC berkonsep Estate
yang saat ini beredar di Indonesia. Dengan grafis body yang sangat detil
disetiap lekukan membuat saya mengambil keputusan. Dan hanya dengan melihat body membuat
saya lupa jika ternyata #datsungo+ punya banyak kekurangan pada fitur, kualitas
bahan, dan defect pada beberapa komponen.
Berikut reviewnya
Sumber dari pengalaman pribadi ditambah dengan referensi dari pihak lain melalui link terkait.
Pertama kali #datsungo+ parkir digarasi langsung saya masuk
kabin dan ternyata hanya di jok depan saja yang terasa lapang (itupun aktifitas agak terganggu karena disain jok yang menyatu yang justru membuat kesan kabin terpisah antara depan dan tengah justru terlihat lebih sempit), pada jok baris kedua space mulai terbatas, bahkan bisa dibilang space di jok baris kedua lebih sempit dari pada Agya Ayla. Mungkin agak berlebihan jika ada yang bilang bahwa kabin #datsungo plus paling lapang dikelasnya. Awalnya kabin #datsungo+ memang lapang, tetapi karena dijejali dengan 3 baris jok membuatnya terlihat sempit, terebih pada jok baris ketiga (paling belakang) terasa paling sempit dari semua mobil yang pernah saya naiki selama ini. Melihat joknya yang super tipis
dengan kwalitas kain pelapis yang apa adanya membuat saya terdiam. Terlebih
disain jok depan yang menyatu sangat menyulitkan jika ingin mengambil barang di
jok baris kedua. Disain jok baris kedua yang mempunyai tonjolan head rest kecildan tipis nyaris tidak berfungsi untuk menyangga kepala. Dan lagi jok baris
ketiga tidak bisa dinaiki orang dewasa membuat bayangan saya yang awalnya
menganggap #datsungo+ bisa dinaiki 7 passengers sirna sudah. Disain jok
belakang yang apa adanya, hanya lurus kotak tipis tanpa dilengkapi head rest
hanya cocok dinaiki anak-anak dan terlihat sangat irit (irit bahan dan irit space). Tapi hal ini masih bisa dimaklumi, lataran semua LCGC saat ini tidak ada yang mempunyai jok baris ketiga. Anggap saja ini sekedar bonus dan #datsungo+ telah berhasil mencitrakan dirinya sebagai MPV dengan tiga baris tempat duduk. Padahal aslinya Estate dan space belakang lebih cocok untuk bagasi daripada dipaksakan sebagai jok super irit.
Dengan kondisi itu membuat saya akhirnya memutuskan untuk
membongkar semua joknya dari depan sampai belakang. Setelah jok saya bongkar
akhirnya saya tahu bahwa ternyata joknya bukan hanya tipis dan dilapisi kain
yang jauh dari kriteria halus dengan disain yang tidak biasa, tetapi sambungan las pada
framenya juga kasar.
Satu lagi yang membuat saya iba, yaitu setelah melihat
tuas untuk mengeser jok depan maju mundur ternyata dibiarkan telanjang tanpa
dilapisi karet atau plastic seperti umumnya jok mobil.
Sliding handle ini kondisinya tidak seperti mobil normal
Setelah #jokdatsun masuk gudang akhirnya saya pilih jok All
New Avanza sebagai pengantinya. Mau dipasang satu set lengkap terlalu sempit
dan jok baris ketiga tidak bisa masuk karena ruang belakang lebih sempit dari
All New Avanza karena fender belakang yang mengembung di kanan kiri. Akhirnya
jok depan dan baris kedua All New Avanza bisa
terpasang dengan baik di kabin #datsungo+ dengan rapi dan terlihat lebih lega dari jok OEM.
Sliding handle layaknya mobil keluarga pada umumnya (mudah dijangkau, nyaman di genggam, dan indah dilihat)
Urusan jok selesai, ternyata muncul lagi masalah pada
pintu-pintu yang bersuara mirip pintu angkot saat ditutup. Hal ini disebabkan part door
lock yang mengunakan bahan besi tanpa dilapisi dengan plastic atau sejenisnya
sehingga saat pintu ditutup benturan antar besi terdengar keras dan agak malu
kalo parkir di tempat umum. Sama dengan tuas pengeser maju mundur jok tadi,
door lock juga tanpa lapisan. Akhirnya terpaksa diganti door lock yang sudah
ada lapisannya untuk sedikit menyamarkan suara angkot.
Ini adalah part door lock bawaan mobil yang bebahan besi tanpa ada pelapisnya
Urusan pintu bersuara angkot selesai, muncul lagi masalah pada
kebisingan suara kabin terutama pada kecepatan diatas 70kpj. Ada yang
mengatakan suara bising itu akibat karet pintu dan lapisan peredam pada lantai
dan body yang minimal. Lagi-lagi masalah lapisan, seperti pada tuas pengeser
maju mundur jok dan door lock tadi. Ya sudahlah untuk urusan kabin berisik saya terima apa adanya karena sudah capek ganti ini itu, mungkin mobil ini
nantinya akan saya gunakan khusus dalam kota saja dengan kecepatan
maksimal 50kpj agar telinga tidak terganggu dengan kebisingan kabin. Untuk
urusan luar kota dan kecepatan diatas 70kpj saya akan pake mobil lain.
Sebentar saya ingin melupakan tentang jok, door lock, dan
kabin berisik. Saya hanya ingin pake mobil ini untuk jalan2 santai di dalam
kota dan mainan anak selagi mobil parkir di garasi. Belum lama saya lupa tentang
hal-hal diatas (baca: jok, door lock, dan kabin berisik) ternyata gantungan seat
belt pada jok baris kedua sudah patah karena tidak sengaja ketarik pas
anak-anak lagi main.
Selain seat belt manual (non auto) ini tidak rapi dan menyulitkan saat akan dipakai ternyata juga mudah rusak, tidak tau apakah karena disain atau kualitas bahannya. Baiklah biarkan rusak, nanti jika ada waktu luang akan saya ganti dengan type auto agar mudah pemakaiannya dan bisa mengulung sendiri sehingga tidak berantakan di atas jok. Terkadang saya sampai berfikir cukup lama untuk mengerti jalan pemikiran produsen mobil ini, apakah dengan mengganti seat belt auto menjadi manual akan signifikan mengurangi biaya produksinya? Apakah dengan pengurangan biaya yang sedikit itu sepadan untuk kesan pada konsumen dari segi tampilan tidak rapi, repot memakainya yang sangat mengganggu kenyamanan, terlebih lagi dengan kondisinya yang cepat rusak? Ya sudahlah tidak perlu dijawab.
Selain seat belt manual (non auto) ini tidak rapi dan menyulitkan saat akan dipakai ternyata juga mudah rusak, tidak tau apakah karena disain atau kualitas bahannya. Baiklah biarkan rusak, nanti jika ada waktu luang akan saya ganti dengan type auto agar mudah pemakaiannya dan bisa mengulung sendiri sehingga tidak berantakan di atas jok. Terkadang saya sampai berfikir cukup lama untuk mengerti jalan pemikiran produsen mobil ini, apakah dengan mengganti seat belt auto menjadi manual akan signifikan mengurangi biaya produksinya? Apakah dengan pengurangan biaya yang sedikit itu sepadan untuk kesan pada konsumen dari segi tampilan tidak rapi, repot memakainya yang sangat mengganggu kenyamanan, terlebih lagi dengan kondisinya yang cepat rusak? Ya sudahlah tidak perlu dijawab.
Rencana saya untuk mengkhususkan #datsungo+ sebagai mobil
dalam kota ternyata ada benarnya. Disamping karena tidak dilengkapi air bag dan
fitur keselamatan yang minimal, ternyata juga tidak tersedia panel pengatur
suhu AC. Bisa dibayangkan betapa repotnya jika saat perjalanan luar kota tapi AC
tidak bisa disesuaikan suhunya. Harusnya panel pengatur suhu (thermostat) ini
tidak seharusnya ditiadakan bahkan untuk ukuran mobil murah sekalipun.
Kesulitan lain saat sedang memakai #datsungo+ adalah fiturminimal mengharuskan saya menerima kondisi ini apa adanya. Tidak ada electric
mirror, tidak ada power window pintu belakang, tidak ada tombol power window
central tetap bisa saya terima karena mungkin pabrik sudah menyediakan versi
fitur lengkap tapi juga menyediakan yang minim fitur untuk mengejar target
harga jual yang murah. --Oke tidak masalah, namanya juga murah-- Tapi ya tidak murah-murah amat sih, harga #datsungo
masih lebih mahal disbanding dengan 2 LCGC dari ATPM berbeda yang
dengan adanya discount besar ternyata mereka lebih murah.
Urusan tampilan luar juga ada beberapa yang harus
disempurnakan. Ukuran velg dan ban yang tidak wajar membuat tampilan #datsungo+ pada type tertinggi sekalipun terlihat murah (hanya dari tinjauan velg dan ban yang tidak wajar untuk mobil type tertinggi), Akhirnya saya ganti dengan felg OEM Freed lengkap dengan bannya
agar lebih layak dilihat dan lebih aman karena tapak ban yang lebih lebar akan
memperbaiki traksi ke aspal. Fog lamp dan electric mirror mau tidak mau juga
harus di proyeksikan untuk diganti dalam waktu dekat agar tampilan #datsungo+
lebih baik dan kelengkapan fiturnya bisa setara dengan LCGC lainnya.
Saya pikir setelah pengantian ini itu sesuai dengan review di atas, #datsungo+ ini sudah tinggal pakai tanpa ada kendala dan defect lain. Eh ternyata, masalah lain
muncul. Jika dipakai mundur dalam kondisi ada beban penumpang atau kondisi
menanjak muncul bunyi aneh yang sangat menganggu. Setelah dikonsultasikan pada
mekanik bengkel resmi katanya harus diganti kampas kopling atau apalah. Ini
yang membuat saya tidak habis pikir, mobil yang dipakai baru dalam hitungan
bulan sudah bermasalah pada kampas kopling dan itu diakui decfect dari pabrik. Terpaksa
harus bongkar gear box yang seharusnya belum perlu dilakukan untuk mobil yang
belum setahun.
Selanjutnya saya sering browsing tentang #datsungo+ untuk
mengetahui keluhan lain yang dialami penguna #datsungo+ di tempat lain.
Ternyata benar, banak juga yang mengalami defect pada kampas kopling dan defect
lain berupa knuckle dan poros roda depan yang karatan karena bahan yang tidakdi lapisi dengan cat atau coating. Hemmmm, lagi-lagi dan lagi soal lapisan.
Terakhir setelah saya perhatikan cat yang warna hitam juga mudah sekali kusam, apakah
cat juga juga tidak ada lapisan acrilicnya?
boleh tau gan ganti jok nya dimana? mohon referensinya
BalasHapusTerima kasih tulisan berbagi pengalamannya pak, sangat bermanfaat dan buat referensi kami yang masih mencari dan penasaran dengan kendaraan terbaru.
BalasHapusdatsun yg bisa dipake hanyak mesin saja,kalo yg selain mesin harus tahan kantong untuk ganti,ini menyasar bagi konsumen firts car yg tidak paham apa itu kualitas.kebanyakan liat model,lcgc menurut saya yg terburuk itu agya,kalo datsun sudah gak usah cerita lagi,yg ada kualiats standart hanya karimun dan brio.
BalasHapusTerima kasih atas respon dan komentar pada posting ini
BalasHapusBoleh tau ganti jok budget brp?
BalasHapusTertarik ama modifikasi jok dan spion nya...
HapusKira2 boleh share budget nya brapa..?
ah, kasian semuanya..
BalasHapusemang kok, apa2 yg buatan India pasti lebay
baik suzuki, datsun, dll yg diassembling di India, hasilnya kacrut..
jangan2 kita jual mobil ini besoknya cuma dihargai secara kiloan doang...
weleh weleh....
ah, kasian semuanya..
BalasHapusemang kok, apa2 yg buatan India pasti lebay
baik suzuki, datsun, dll yg diassembling di India, hasilnya kacrut..
jangan2 kita jual mobil ini besoknya cuma dihargai secara kiloan doang...
weleh weleh....
Tolong di referensi dong untuk ganti joknya dimana dan budget nya berapa.. Saya sepertinya juga mau ganti joknya..
BalasHapusTolong dibls ya.. Trimakasih
Terima kasih ... ulasan nya sangat membantu saya yg lagi heran dgn suara aneh kopling datsun grey yg ada di rumah... 😃
BalasHapuspasang jok all new avanza, ada penyesuaian gak gan, atau plug and play ?
BalasHapusKalo mengganti Jok pengemudi dengan tipe Seat Heigth Adjuster bisa ga ya, , soalnya kemudi nya tenggelam tidak manusiawi,,, adakah yg bisa kasih pencerahan? Tks
BalasHapusBos klu jok mobil innova tipe q yg keluaran 2017 di aplikasikan ke datsun apa bisa masuk ya?jok baris pertama(depan)jok pengemudi dan jok di sampingny?
BalasHapusLuar biasa, jadi terinspirasi
BalasHapuskalau baris ke 2 pakai jok avanza jd lebih lega ga gan?
BalasHapusKl datgo+ ane pas beli yg ganti velg 15, spion,foglamp,kasih filter ac, peredam aspal plafon, pintu, lantai, kap mesin. Camera mundur nyusul 750rban. Krn ane beli second baru 3bln (3400km) jd buat modif2 dana masih lebih. Mau ganti jok tengah nih
BalasHapusMba boleh tolong kasi tau ga semua yang mba ganti itu dr jok foglam dll biaya nya brp dan dimana? Trmksh byk
BalasHapusga ada yg dibalas nih, padahal bagus threadnya
BalasHapusMaaf saya bantu jawab:
BalasHapus1. Jok pakai avanza/xenia sama saja, saya beli online kemudia dipasang sendiri. Buat kaki jok baris 2 dibantu tukang las, tapi desain dari saya.
2. Jok Avanza/Xenia bisa dipasang di baris 1 dan baris 2. Tapi baris ketiga tidak bisa, space tidak muat.
3. Pemasangan baris 1 bisa pakai kaki jok asli avanza dengan tambahan adapter atau bisa pakai kaki jok asli datsun tapi harus pakai las buat menukar kaki jok avanza ke datsun.
4. Baris 2 tidak bisa pakai kaki avanza karena terlalu tinggi, harus buat kaki dengan desain sendiri. Bisa dibantu tukang las.
5. Dari total yang diganti harga detail sudah agak lupa karena sudah lama dan belinya tidak langsung tapi bertahap menyesuaikan ketersediaan dana. Agan agan bisa browsing per part aja harganya di google. Beli jok + jasa tukang las seingat saya sekitar 3.5jt.
6. Saya share aja mobil ini beli baru harga 105 juta th 2015. Saya pakai 2 tahun jual 2017 laku 90 juta. Menyusut 15 juta saya pikir wajar karena mana ada beli mobil baru yang harga jual secondnya tidak turun. Untuk part yang original dan yang diganti saya kasihKan semua ke pembeli, anggap sebagai bonus. Saya tidak merasa rugi karena saya bukan pedangan mobil.
7. Untuk kualitas datsun go secara umum untuk sektor non mesin ya seperti itulah bisa dibilang pas pasan kwalitasnya, namanya juga LCGC. Untuk mesin saya bilang bagus, tidak termasuk transmisi. Transmisi ada trouble di gigi mundur untuk unit generasi pertama seperti punya saya.
8. Saya check harga bekas sekarang sudah turun jauh. Untuk yang sudah terlanjur beli dirawat aja dengan baik dan disyukuri. Perawatan murah, karena harga spare partnya murah murah. Untuk yang belum beli, bisa pertimbangkan beli merk lain saja dengan brand lebih kuat seperti Toyota dan Suzuki.
Oh iya ada yang belum terjawab. Kalo jok innova jangan dipasang di datsun gan. Ukurannya beda, nanti malah terlihat sempit. Cari jok mobil kecil saja seperti Avanza/Xenia/APV/Jazz/dll. Bisa saja pakai jok dengan hi adjuster, asal ukurannya tidak sebesar jok innova.
Terima kasih dan semoga bermanfaat